Rhea...
Kenapa ya, aku bisa punya anak kayak kamu? Cantik, baik, pengertian...
Di tengah malam ini, memikirkan itu aja bikin mama nangis. Rasanya nggak pantas aku jadi ibu dari bidadari secantik kamu.
Rhea... tumbuhlah jadi anak yang kuat ya, nak. Kelak bisa berdiri di atas kakimu sendiri, sayang. Namun begitu, tak perlu cepat-cepat dewasa. Mama belum siap melihat anak mama remaja, dewasa, kerja, dan seterusnya. Tetaplah seperti ini dulu, Rhea... yang tiba-tiba ngajak mama renang, tiba-tiba pengen Rocket Chicken, tiba-tiba ngajak main Roblox, atau tiba-tiba dengan randomnya meracau, "blablabla blebleble hap~".
Semua yang mama lalui bersama Rhea sangatlah indah. Sampai-sampai mama nggak kebayang segelap apa hidup mama kalo anak mama bukan Rhea. Rhea benar-benar hadiah terbaik dari Allah untuk hidup mama, karena Rhea membuat mama menghargai kebahagiaan-kebahagiaan sederhana. Mama bersyukur banget memiliki Rhea di hidup mama.
Mama sering kali bingung arah tujuan mama di hidup mama yang sudah menjelang pertengahan 30 ini. Semua ini bukan tanpa sebab... mungkin karena dulunya pun hidup mama tanpa persiapan yang matang membuat mama hilang arah begitu lama.
Namun malam ini, ketika melihat kamu mulai tertidur pulas, Mama benar-benar memiliki satu tujuan: pengin Rhea bahagia, seperti yang Rhea lakukan untuk Mama.
Mama sayang Rhea. Sangat.
Maafin mama ya, Rhea. Banyak sekali dosa mama sebagai orang tua terhadap Rhea. Dalam perjalanan belajar menjadi orang tua, seringkali melukai hati Rhea. Maafin mama ya, Rhea.
Semoga suatu hari kamu menemukan tulisan ini dan ketahuilah mama selalu mencintai kamu, Rhea.
Love, Mama Oyen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar